Selasa, 20 Desember 2011

karya puisi

karya-karya kesustraan

oleh Zainuddin Alembey Kalaben Rumput pada 13 Mei 2011 pukul 7:20
Puisi Pertama
Inilah Maduraku

         Lir-saalir,lir-saalir,alir-alir,kung
Suara Madura menyapa
Ketika ombak berdebur
Dibawah pohon kelapa
Yang melambaikan sejuta makna
Yang akan terselip pada setiap budaya
Apa katanya
         Lir-saalir, lir-saalir ,alir-alir, kung,
Maduraku tersenyum
Melihat sawah yang hijau 
Menepis lautan yang bermakna sukma
Dalam alam yang terang dan sejuk
Dan penuh dengan adat-istiadat
Yang menyilaukan dunia
Lir-saalir, lir-saalir, alir-alir, kung
Itukah Maduraku?
Yang kaya alam pada setiap hamparan
Yang berujung di ufuk sana
Dan terjejer pulau-pulau
Yang bercucuran ragam budaya
Yang menjadi hiasan maduraku
 Llir-saalir, lir-saalir, alir-alir, kung
Inilah Maduraku

Puisi Kedua 
Panggil Aku Rindu

Panggil aku rindu
Ketika dalam belaian detik
Panggil aku rindu
Saat merayap dalam menit
Panggil aku rindu
Bila malam merintih
Panggil aku rindu
Dalam haluan mentari
Panggil aku rindu
Dikala senja bersemi
Panggil aku rindu
Tentang hembusan waktu
Panggil aku rindu
Saat waktu meniti dalam kesepian



Puisi Ketiga 
WAJAH SENIMAN BARUKU
Mengutip sandiwara dari kakakku
Kakak sejarah
Hingga ku tertuding pada masa lampau
Tentang mereka
Yang menjelma insting aroma kejahilan diam kegilaan
Tragedi khlayak mereka pentaskanh
Dengan panggung teatrikal sandiwara
Tentang manusia berwajah ganda
Mengklasik tuk jadikan apa?
Tentang manusia aneh
Yang menyeret kobaran jalan kemajuan tanpa ujung
Tentang mereka manusia binatang jalang
Dalam tempuruk otak tak terduga
Bait syair mereka lemparkan
Terlintas dalam bait sendi moralitas
Tentang manusia tumpul sarafnya
Menyeret seksual dalam garapan karya seni
Dan terselubung dalam kisaran budaya
Tentang mereka
Manusia penimba perenungan
Lewat siasat penghidupan khalayak, di negeri ini
Puisi Ketiga 
Aku Lengah Dengan Indonesia
Aku lengah mencari indonesia
Lewat bait syair tirai pemuda
Menyeret kata
       Makna
Menyelusup jejak sejarah
Aku lengah mempelajari indonesia
Lewat jejeran budaya negeri pertiwi
Hingga sabang sampai merauke
Mengacungkan tangannya
Kenalkan aku
Aku lelah menjajaki indonesia
Lewat tatapan ras suku
Menginjak kakinya
Terucap saksi
Akulah indonesia
Aku resah menjadi indonesia
Lewat realitas tak terdidik
Melumuri seragam bangsaku
Dengan firasat
Yang menggerogoti jiwa tak berdaya
Gundah dengan sandiwara
Yang selalu mengiringi langkah
Hingga
Aku lengah dengan indonesia

Puisi Keempat 
Aisyah Penyair Rindu
                   Karya : ndin_zainuddin
Menatap pejabaran langkah mungil
Menghampiri dengan goresan syair perindu
Lewat iringan satwa
Menakuti dalam perjalanan mimpi
Aisyah
Begitulah panggilannya
Gadis mungil dalam bilik jendela
Menguak pribadinya dengan selimut mimpinya
Tentang
Jelmaan pesona moralitas
Lewat goresan pena terpaksa
Pada kelam yang mengiringinya
Si Aisyah
Telah mengheningkan lambaian
Lewat sehelai kain Tuhannya
Menutupi jalan tapakan jejak memorinya
Hingga matanyapun tak lagi menyapa
Kenanglah
Panorama pentas sandiwara diantara
Para perindu
Lewat jelmaan mimpi yang menghiasi kecap-kecap
Bait
      Ngeja
             Alur
Terucap dengan kata tak terfikir
Bangunlah
Siang akan kembali menjemputmu
Dengan khilafah kepastian

Puisi Kelima
Nyanyian Anak Negeriku
                   Karya : ndien_zainuddin
Sudut
Telah mengajariku tentang kebesaran jiwa
Tuk bersua dengan gelutan peristiwa
Waktu
Telah mengajariku pada ingatanku
Menoleh kesana kemari
Tak temu arah menyamping kanan bajuku
Cakrawala
Telah mengajariku tentang tekadku
Yang menerobos pikiran-pikiran jenuh manusia
Mengendap pada tirai-tirai musikan
Mimpi
Telah mengajariku tentang perjalanan hidup
Lewat tangga rumahku
Rerumputan
Telah mengajariku pada keteguhan sikapku
Yang merobek tangis menangis bangsaku
Juga
Negriku
Mengajariku pada harapan kehidupan
Dan pulang kerumah Tuhan








Puisi Keenam
Anak Desaku
Karya : ndien_zainuddin
Membentang alam ruang cakrawala
Menepis pad bongkahan kebajikan
Anakku ……
Merangkak disudut usia
Terarah pada lading cintaku
Disana ……
Aku memanjat angan
Pada kehidupan akan datang
Dulu
Desaku yang lapang
Kupandang kau
Dengan hati bermuram durja
Bersulam sukmanya
Diladang kerinduan
Disana
Kulahir pada bunda tersayang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar