NASKAH FILM Dibalik Sebungkus Nasi
oleh Zainuddin Alembey Kalaben Rumput pada 7 September 2011 pukul 1:35
CAST : RISMA DAN IBU RISMA
Risma yang masih berbincang-bincang dengan ibunya dikursi tepatnya diteras rumahnya sudah siap pagi-pagi untuk pergi sekolah karena dia termasuk siswa baru makanya dia berangkat pagi-pagi untuk sekolah mungkin juga karena jarak sekolah dari rumahnya dapat dingggap jauh.
Risma : bu, sudah pagi ni, Risma berangkat dulu ya bu ?
Ibu Risma : ya nak, jangan lupa jualannya itu sudah ibu siapkan (menunjuk keatas meja)
Risma : iya bu (berdiri dan mengambil jualannya )
Ibu Risma : hati-hati dijalan, semoga dengan kamu sekolah dapat bermanfaat dan menjadi orang yang sukses meski dengan ekonomi yang pas-pasan ini (berharap)
Risma : amien, (sambil tersenyum), Risma berangkat dulu ya bu, Assalmualaikum
Ibu Risma : Waalaikum salam (memandang risma yang sedang beranjak dari rumahnya)
02. INT. DALAM KELAS
CAST :RISMA KEPALA SEKOLAH DAN TEMAN-TEMANNYA
Suasana kelas yang sepi tiba-tiba ramai setelah tampak wajah Risma dengan berbagai macam jualannya ditangannya dan baru kali ini berjualan, maka seluruh teman-temannya mengejeknya dari segala penjuru kelas. Sementara Risma yang masih mengatur nafasnya kelelahan di depan pintu. Dan semuanya tercengang melihatnya berjualan kedalam kelas. Lalu salah satu siswa mengejeknya.
Vika : hei, temen-temen sekarang siswa kelas ini ada yang jadi penjual. Saya mau Tanya, memangnya penjual itu tempatnya dikelas apa? (nada yang sombong)
Sahrul : iya bener kamu vika, kalau penjual itu biasanya tempatnya dipasar, bukan dikelas begitu kan ?
Sementara Risma yang duduk dibangkunya merasa terhina dengan ucapan teman-temannya terdengar ditelinganya sehingga air matanyapun harus jatuh meskipun dengan setetes.
Vika : katanya sekolah favorit tapi kok ada siswanya jualan dikelas apa kata sekolah lain nantinya, masak dengan satu siswa saja sekolah kita akan tercemar ? bukan begitu teman-teman ?
Sahrul : benar kamu vika, sekarang kita laporkan saja dia ke kepala sekolah biar dikeluarin dari sekolah, gimana ? (meyakinkan teman-temannya)
Dari keramaian itu tiba-tiba salah satu siswa yang sering jadi bentakan teman-temannya dari belakang menantang perkataan apa-apa yang dikatakan teman-temannya.
Daniel : saya tidak setuju dengan apa yang kalian bilang karena saya tahu siapa itu Risma (dengan nada yang gemetar karena dilihat teman-temannya)
Sahrul : tahu apa kamu sudah sekarang kita laporkan saja
Suasana kelas yang semakin tak terkondisikan itu semakin saja bergejolak, hingga tanpa disadari oleh semua siswa kelas itu kepala sekolah masuk yang sedang mengontrol kesetiap kelas dan semuanya terdiam tanpa sepatah katapun yang terucap.
Kepala Sekolah : ada apa kok ramai sekali, tidak seperti kelas lainnya yang damai sekali meskipun tidak ada gurunya. Ayo jawab kenapa kalian ramai ? (memandangi semua siswanya)
Semuanya tidak ada yang menjawabya tapi setelah lama-kelamaan ditanya salah satu siswa berdiri yang bernama Vika sebagai salah satu siswa yang paling berani melakukan apa saja dan menjelaskan kepada kepala sekolah yang ada didepan kelas.
Vika : bagini pak, dari siswa-siswi yang berada disini ada yang berjualan dikelas
Kepala Sekolah: terus ?
Vika : perbuatan itu tidak sesuai dengan tata tertib sekolah kita bahkan menentang peraturan disini pak ? (meyakinkan)
Kepala Sekolah: siapa yang berjualan itu ?
Vika & sahrul : Risma pak !!! (memandang kearah Risma)
Kepala sekolah: yang mana Risma itu ?
Risma : saya pak (mengacungkan tangannya)
Kepala Sekolah: nanti pada waktu istirahat kamu menghadap saya diruang piket
Risma : baik, Pak
Setelah kepala sekolah keluar semua siswa kembali menakut-nakuti risma kecuali Daniel yang ada disamping Risma sambil menenangkan hati risma.
03. RUANG PIKET, SIANG
CAST. RISMA DAN KEPALA SEKOLAH
Risma yang berdiri tegak didepan pintu ruang piket menanti panggilan dari kepala sekolah sedangkan kepala sekolah yang masih duduk-duduk disebuah kursi. Begitu melihat Risma langsung memanggilnya.
Kepala Sekolah: Risma, silahkan masuk
Risma : baik, Pak (masuk)
Kepala Sekolah: silahkan duduk
Risma : ya, Pak (duduk)
Kepala Sekolah: Ris, kenapa kamu berjualan dikelas ?
Risma : maaf Pak, Ibu saya tidak mampu membiayai sekolah saya
Kepala Sekolah: kamu tinggal dengan saipa saja dirumahmu ?
Risma : dengan Ibu dan adik saya yang masih SD kelas Satu
Kepala Sekolah: Oya, ini surat panggilan untuk ibumu (member surat)
Risma : baik, Pak (menerima)
Kepala Sekolah : makasih ya (tersenyum)
Risma : iya, Pak (keluar kebingungan)
04. TERAS RUMAH, SIANG
CAST. RISMA DAN IBU RISMA
Nampak risma tergesa-gesa pulang dari sekolah sambil membawa jualannya dan sepucuk surat ditangannya sambil memanggil ibunya.
Ibu Risma : Risma, kenapa kamu pulang tergesa-gesa ? (memandangi Risma yang kelelahan)
Risma : ini bu ada surat panggilan dari kepala sekolah unutk ibu (memberi surat)
Ibu Risma : memangnya ada apa Ris ? (heran)
Risma : tidak tahu juga bu, aku istirahat dulu pesannya ibu disuruh kesekolah besok siang ada perlu sama ibu
Risma pun masuk kerumanya sedangkan ibunya masih tidak mengerti apa yang dikatakan Risma lalu masuk juga kedalam rumahnya.
05. RUANG PIKET, SIANG
CAST. RISMA, IBU RISMA, DAN KEPALA SEKOLAH
Tampak Risma dan Ibunya berdiri tegak didekat pintu ruang piket tempat ibu Risma dipanggil oleh kepala sekolah dan terlihat kepala sekolah sedang mengerjakan tugasnya namun setelah melihat Risma dan ibunya maka langsung memanggil Risma.
Kepala Sekolah: Risma, silahkan ibumu suruh kesini dan kamu silahkan masuk kekelasmu
Risma : baik, Pak (sambil menyuruh ibunya sementara ibunya beranjak dari hadapan Risma )
Kepala Sekolah: silahkan duduk bu !!!
Ibu Risma : iya, Pak. Memangnya perlu apa bapak memanggil seseorang seperti saya (duduk)
Kepala Sekolah: saya ada perlu sama ibu mengenai putri ibu
Ibu Risma : memangnya ada apa dengan anak saya Pak, apakah anak bermasalah ? (penasaran)
Kepala sekolah: iya benar apa yang dikatakan ibu
Ibu Risma : memangnya masalah apa pak ?
Kepala Sekolah: kemarin dikelasnya Risma berjualan dan menurut peraturan sekolah hal itu tidak diperbolehkan. Ya, itu hanya masalahnya bu (menjelaskan)
Ibu Risma : lalu apa anak saya harus berhenti melakukan itu Pak?
Kepala Sekolah: memang harus berhenti
Ibu Risma : tapi, Pak Risma melakukan semua itu karena ia ingin membiayai sekolahnya karena keluarga kami termasuk keluarga yang tidak mampu (menjelaskan)
Kepala Sekolah: iya saya sudah tahu, kemarin Risma yang bilang sendiri
Ibu Risma : lalu kalau begitu artinya sekolah memberhentikan Risma dengan cara tidak langsung Pak?
Kepala sekolah: tidak bu, sekolah sudah menggantinya dengan cara memberikan beasiswa dan kebebasan biaya terhadap biaya sekolah kepada sekolah
Ibu Risma : lalu kok bisa seperti itu Pak?
Kepala sekolah: iya, karena semua guru menilai Risma itu adalah siswa pilihan karena hasil tes masuk ke sekolah ini dia yang paling tinggi nilainya maka dari itu sekolah sanggup memberikan biasiswa kepada Risma
Ibu Risma : apakah benar itu Pak?
Kepala Sekolah: iya benar, selamat kepada anak ibu (menyalami ibu Risma)
Ibu Risma : makasih pak (lalu bersujud kelantai barsyukur)
Kepala Sekolah: iya, itu mungkin dari saya
Ibu Risma : sekali lagi terima kasih Pak, saya permisi dulu Pak
Kepala Sekolah: sama-sama bu, ya silahkan
06. EXT. HALAMAN SEKOLAH, PULANG SEKOLAH
CAST : RISMA DAN IBUNYA
Sementara Risma sudah terlihat penasaran apa yang disampaikan kepala sekolah kepada ibunya. Begitu ibunya keluar dari ruang piket Risma langsung menunggunya sementara ibunya menghampiri Risma sambil tersenyum.
Risma : kenapa ibu tersenyum begitu mesra seperti itu, memangnya ada yang lucu ya bu? (penasaran)
Ibu Risma : kita harus bersukur kepada Tuhan dan kepala Sekolahmu itu (menjelaskan)
Risma : memangnya ada apa sih bu?
Ibu Risma : langsung saja ya, kamu dari basok sampai lulus tidak usah jualan lagi disekolah
Risma : memangnya ada apa sih bu?
Ibu Risma : kamu sekolah tidak usah bayar sekolah telah menggratiskan unutk kamu bahkan tidak hanya itu kamu mendapatkan biasiswa lagi
Risma : apakah benar itu bu?, apakah aku tidak bermimpi bu?
Ibu Risma : iya benar dan kamu tidak bermimpi
Risma : makasih bu (memeluk ibunya)
Ibu Risma : eh, bukan terima kasih sama ibu tapi terima kasih sama Tuhan dan kepala sekolahmu itu (mengingatkan)
Risma : iya ibu, basok saya akan datangi semua guru dan kepala sekolah untuk minta terima kasih padanya termasuk kepala sekolah
Ibu Risma : iya, itu harus kamu lakukan dan sekarang kita pulang kasihan adekmu sendirian
~ Selesai ~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar